Bersama senior saya di Gamais dan sekarang teman SMP MUTUKU(Muhammadiyah 1 Kudus)seangkatan, saya beri’tikaf di Masjid Agung Jawa Tengah. Senior saya ini berasal dari Madiun. Tapi ia menyempatkan diri mampir di Semarang untuk mengunjungi masjid terkenal ini.Bangunan masjid ini luas sekali. Halamannya juga sangat luas. Sewaktu kami berjalan kaki memasuki gerbang halaman setelah makan sahur, itu baru saja masuk waktu imsak. Tetapi saat kami tiba di tempat wudhu, azan shubuh sudah berkumandang. Hmm… Di sini suasananya sengaja dibuat mirip Masjid Nabawi, mulai dari arsitekturnya, payung raksasanya, hingga lagu azan dan bacaan murattal imamnya. Secara umum, kegiatan keagamaan di sini memang tergolong sepi. Pengunjung memang ramai, terutama pada hari Ahad atau hari libur lain. Mereka kebanyakan datang untuk berwisata. Pihak pengelola masjid pun menyediakan guide. Di sebelah tenggara, menara masjid tinggi menjulang. Di puncaknya, terdapat ruang yang biasa dipakai wisatawan untuk melihat pemandangan dari ketinggian. Konon ada restorannya. Juga ada teropong. Saya sendiri belum pernah masuk.Malam itu, malam 27 Ramadhan, imam shalat tarawihnya adalah Ustadz Ulil Abshar (bukan Ulil Abshar Abdalla). Tarawih dilaksanakan sebanyak 20 raka’at ditambah witir 3 raka’at. Saya hanya ikut delapan raka’at karena terlambat datang Bacaan imamnya mirip Syekh Shuraim. Temponya cepat. Cengkoknya khas. Sangat menyejukkan. Hanya saja tempo saat ruku’ dan sujud serta gerakan lain cukup cepat. Shaf jama’ahnya pun renggang dan tidak rapi. Hal itu sedikit mengurangi kemantapan suasana malam itu.I'tikaf di sini tidak terprogram seperti di Salman. Tidak ada program khusus dari pengelola. Di Salman, semuanya diatur, mulai dari imam shalat tahajjud, kuliah subuh, kajian-kajian keislaman, hingga makan sahur dan buka puasa bagi peserta. Di sini, semua itu tidak ada. Jama'ah yang i'tikaf juga sedikit. Entah, mungkin karena yang lain sudah mudik. Ba'da tarawih, ternyata hujan turun. Deras pula. Praktis udara menjadi dingin dan... Ngantuk deh...
Selengkapnya...
Sabtu, Oktober 18, 2008
SEMALAM BERSAMA MASJID AGUNG JAWA TENGAH
STUNAMI
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut. Tenaga setiap tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak dapat dirasakan efeknya oleh kapal laut (misalnya) saat melintasi di laut dalam, tetapi meningkat ketinggian hingga mencapai 30 meter atau lebih di daerah pantai. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan erosi dan korban jiwa pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan.Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.Kebanyakan kota di sekitar Samudra Pasifik, terutama di Jepang juga di Hawaii, mempunyai sistem peringatan dan prosedur pengungsian sekiranya tsunami diramalkan akan terjadi. Tsunami akan diamati oleh pelbagai institusi seismologi sekeliling dunia dan perkembangannya dipantau melalui satelit.Bukti menunjukkan tidak mustahil terjadinya megatsunami, yang menyebabkan beberapa pulau tenggelam. Selengkapnya...